Kampung
Bali Matraman 1974. Beberapa saat sebelum adzan Subuh dikumandangkan oleh
seorang mu’adzin di Masjid Al-Barkah, lelaki tua berbaju koko putih dan
berkopiah haji itu telah duduk bersila di mimbar masjid. Betapa khusuknya ia
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Bibirnya melafazkan Asmaul Husna. Tubuhnya
yang tegap merunduk. Matanya berkaca-kaca. Ia memohon kepada Allah agar
perjuangannya mencerdaskan bangsa dapat terlaksana dengan baik
Lelaki tua
bertubuh gemuk itu siapa lagi kalau bukan K.H.Abdullah Syafi’ie. Kiprahnya
dalam menyiarkan agama Islam di Indonesia memang sudah tidak asing lagi. Nama K.H. Abdullah Syafi’ie bagi kaum Muslim, khususnya
warga Jakarta, tentunya sudah tidak asing lagi. Ulama karismatik ini dikenal
dengan kedalaman dan keluasan ilmunya. Lebih dari itu, K.H. Abdullah Syafi’ie
juga terkenal dengan ketegasan, kegigihan, dan semangat pantang mundur dalam
memperjuangkan kebenaran Islam.
Tokoh Betawi kelahiran Kampung Bali Matraman, 10 Agustus 1910, ini
sering melakukan dakwah, baik di Perguruan As-Syafi’iyah yang dirintisnya sejak
tahun 1930 maupun berbagai pelosok Tanah Air.
Semasa kecil, K.H.
Abdullah Syafi’ie banyak menuntut ilmu dari para ustadz di mana pun berada.
Guru-gurunya antara lain Ustadz Marzuki, Ustadz Musanif, Ustadz Sabeki, Habib
Ali Al Habsyi-Kwitang, Habib Alwi Bin Thahir, Habib Alwi Al Hadad (Mufti Johor),
dan banyak lagi. Ia juga pernah
mengenyam pendidikan agama di Makkah.
Pada masa Habib Ali Alhabsyi (meninggal
September 1968), sang kiai hampir tiap Ahad pagi hadir di majelisnya. Apalagi
sang kiai pernah berguru di madrasah Unwanul
Walah yang dibangun Habib tahun 1920-an. Habib Ali selalu meminta muridnya
itu untuk berpidato di majelis taklimnya di Kwitang.
Dari ilmu agama
yang diperolehnya itu, saat usia 17 tahun ia membuka madrasah di kampung
kelahirannya. Lembaga pendidikan agama yang menggunakan tempat bekas kandang
sapi itu dinamakan Madrasah Islamiyah Ibtidaiyah. Puluhan tahun kemudian,
berganti nama menjadi AsSyafi’iyah. Nama tersebut merupakan perpaduan antara
nama Syafi’ie dengan mazhab Imam Syafi’i yang dianutnya.
Kasus yang sangat monumental terjadi dalam penolakan RUU
Perkawinan tahun 1974,”. RUU itu ditolak keras oleh umat Islam karena isinya
yang sangat sekular. Puncak protes umat Islam, Akhirnya, massa Islam berhasil
menduduki ruang sidang paripurna dan menggagalkan pengesahan RUU sekular
tersebut.
Menurut K.H.
Ali Yafie, pada saat itu gedung DPR diduduki siswa dan mahasiswa yang mayoritas
pelajar dan mahasiswa Asy-Syafi’iyah. Kabarnya, salah satu aktor di belakang
gerakan siswa dan mahasiswa ini adalah K.H. Abdullah Syafi’ie yang terus
memberi semangat melalui siaran radio yang disiarkan setiap subuh. Bahkan
Menteri Agama saat itu, Mukti Ali terpaksa dibawa keluar DPR lewat pintu
belakang karena gedung DPR dikepung para demonstran. (Lihat, K.H. Abdullah Syafi’ie di Mata Para Tokoh, Ulama, dan Cendekiawan
Muslim, hlm: 36)
Kecintaan Kyai Abdullah Syafi’ie terhadap ilmu dan
pendidikan juga luar biasa. Saat usia 18 tahun ia meminta ayahnya, H.
Syafi’ie, untuk menjual sapi-sapi miliknya yang kandangnya dibuat di
samping rumah. Ia ingin menjadikan tempat tersebut untuk berkumpul dan
mendalami serta mendiskusikan ilmu agama dengan teman-temannya. Ayahnya
meluluskan. Itulah madrasah pertama yang didirikan K.H. Abdullah Syafi’ie pada
tahun 1828.
Tahun 1933 K.H. Abdullah Syafi’ie berhasil melebarkan sayap
dakwahnya dengan membeli sebidang tanah yang kemudian diwakafkan dan dijadikan
masjid dengan nama Masjid al
Barkah. Sejak itulah Masjid al
Barkah semakin dikenal karena keramaian jama’ah dan kepiawaian K.H.
Abdullah Syafi’ie memikat hati jamaah dalam berbagai ceramahnya.
Tahun 1954, Kyai Abdullah Syafii membeli lagi tanah di depan
Masjid al Barkah yang diniatkan
untuk pengembangan Sekolah Menengah atau Tsanawiyah yang kemudian resmi
dinamakan Perguruan Islam As-Syafi’iyyah.
Di dalamnya ada lembaga pesantren untuk putra dan putri dan madrasah yang
berjenjang mulai Ibtidaiyyah, Tsanawiyyah dan Aliyah. Dari hari ke hari, Perguruan Islam As-Syafiiyah semakin
berkembang.
Dunia pendidikan pun menyatu dalam dirinya. Melalui Perguruan Islam As-Syafi’iyah, ulama
yang kerap dipanggil H. Dulah ini, berusaha memberikan pendidikan agama
semaksimal mungkin kepada para santri. Makanya, tak heran, jika sebagian santri
yang diasuhnya puluhan tahun kemudian menjadi ulama terkenal.
Keunikan K.H. Abdullah Syafi’ie, ia bukan hanya mendirikan
lembaga. Tapi, ia mengajar langsung murid dan santrinya. Sesekali, Kyai
masuk ke kelas-kelas, sekolah atau masjid dengan memberi dorongan dan
keteladanan. Seorang alumni As-Syafi’iyah berbagi pengalaman, K.H. Abdullah
Syafi’ie setidaknya datang ke sekolah tiap dua bulan. Dalam setiap
kunjungannya, ia menulis kalimat bahasa Arab di papan tulis. Lalu dimintanya
salah satu murid untuk mengi’rab (menganalisis
secara tata bahasa Arab) kalimat tersebut. Jika murid tersebut berhasil mengi’rab dengan benar, maka beliau langsung
mendo’akannya. Jika gagal, ia memberi peringatan keras dan mendorong murid
belajar lebih giat. Dalam kegiatan pengajian pun, K.H. Abdullah Syafi’ie sangat
memperhatikan bacaan para muridnya saat membaca kitab kuning, sampai
titik koma, dan tata bahasanya.
Kesan yang mendalam terjadi ketika beberapa menit sebelum
melaksanakan shalat Subuh. Saat-saat seperti itu, K.H. Abdullah Syafi’ie selalu
membangunkan para santri serta guru-guru yang tinggal di kompleks perguruan
tersebut.
Saat Gubernur Ali Sadikin melemparkan wacana agar “umat
Islam yang meninggal dunia tidak perlu dikubur melainkan cukup dibakar saja
karena tanah di Jakarta sudah mahal”, maka K.H. Abdullah Syafi’ie menjadi salah satu penentang terdepan.
Ia juga
menolak legalisasi perzinahan dan perjudian yang ketika itu sedang diusahakan.
Ia bukan hanya menentang melalui ceramah. Sang Kyai juga mendirikan Majlis
Muzakarah Ulama dengan merangkul ulama lainnya seperti K.H. Abdussalam
Djaelani, K.H. Abdullah Musa dan lain sebagainya. Dalam majlis itulah dibahas
berbagai masalah umat dan bangsa, seperti soal perjudian, P4, kuburan muslim,
dan sebagainya. Saat ada wacana akan ada batasan azan subuh, Kyai juga
muncul sebagai penentang keras kebijakan tersebut.
Saat pemerintah berencana melegalisasi Aliran Kepercayaan, K.H. Abdullah Syafi’ie juga termasuk
orang yang keras menentang. Bahkan ia sampai mengumpulkan 1000 ulama yang
memiliki integritas untuk berbaiat menolak kebijakan pemerintah tersebut.
Kabarnya, itulah yang antara lain membuat Pak Harto mundur dari gagasannya.
Namun sikap tegas tersebut, diimbangi dengan dakwah yang
persuasif yang pada akhirnya meluluhkan sikap keras Ali Sadikin dan membuatnya
berubah pikiran di hadapan K.H. Abdullah Syafi’ie. Karena itu, bukan aneh, jika K.H. Abdullah Syafi’ie memang seorang
ulama yang sangat disegani oleh umat dan penguasa.
K.H. Abdullah Syafi’ie memang sangat peduli terhadap permasalahan
yang akan menjermuskan masyarakat. Karena itu, ia dipandang sebagai ulama yang
vokal, tegas, dan jujur. Maka, tak heran, kalau para pejabat di DKI Jakarta
khususnya sangat menyukai Pak Kiyai. Malah, Menteri Agama Munawir Sadzali
mengakuinya sebagai guru yang patut dicontoh dan ditiru. Meskipun ia aktif di
Masyumi, tapi sangat dekat dengan tokoh-tokoh lain dari berbagai organisasi,
seperti dengan Buya Hamka, K.H. Hasan Basri,K.H. Idham Chalid, dan banyak lagi.
Tahun 1967 Sang Kyai membuat terobosan besar dalam dakwah dengan
mendirikan stasiun Radio As Syafi’iyah. Ini bisa dibilang baru dalam dunia
dakwah. Salah satu tujuannya, membentengi umat dari kekuatan komunis yang saat
itu telah mendirikan UR (Universitas Rakyat) dan memiliki pengaruh kuat. KH
Abdullah Syafi’ie memanfaatkan media radio tersebut untuk membentengi umat dari
paham komunis, perjudian, dan berbagai masalah yang dapat menghancurkan
keimanan umat Islam. Melalui radio yang dimiliknya, ia terus mengajak umat
untuk melawan kebijakan yang menyudutkan umat Islam. Sikapnya berpedoman pada
sabda Nabi: “Qul al Haq wa lau kana murran”
(katakanlah kebenaran, meskipun itu pahit). Kyai Abdullah Syafi’ie tidak segan
dan gentar untuk berseberangan sikap dengan penguasa saat itu.
Kehadirannya tentu saja selalu ditunggu-tunggu oleh masyarakat
dari berbagai lapisan serta para ulama yang mengundangnya Ceramahnya di Radio
Dakwah As-Syafi’iyah yang didirikannya yang juga tak lepas dari telinga
masyarakat Jakarta dan sekitarnya.
Menjelang meninggalnya
beliau menyuruh anaknya Abdul Rosyid untuk membacakan kitab dihadapan jama’ah
majlis taklim dan dengan suara yang terbata-bata beliau mendoakan anaknya,
beliau meninggal dunia dipangkuan anaknya sewaktu dibawa kerumah
sakit….innalillahi wa inna ilaihi rojiun...
Kini, umat merindukan hadirnya ulama-ulama yang berilmu
tinggi dan bermental singa seperti ini.
di perkirakan sudah jarang u'lama seperti beliau [ al-marhum KH Abdullah syafi'ie ], apa lagi pada saat jaman sekarang ini.
BalasHapusKAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.
HapusKAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.
ulama yang sangat bersih dari KOMERSIAL,
BalasHapusUlama yang istiqomah karena berdakwah ;)
BalasHapusYa Allah lapangkanlah kuburnya, dan berikanlah Rahmat dan Ridho Mu.. Al Fatihah..
BalasHapusSemoga mendapat Rakhmat Allah SWT...aamiin..
BalasHapus