Ketua
Umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab tegas menyatakan
penolakannya atas kedatangan Lady Gaga untuk konser di Jakarta dengan alasan
penyanyi asal Amerika Serikat itu merupakan penyembah Lucifer. Benarkah?
Lucifer
adalah nama iblis dalam Bibel. Lady Gaga sendiri sudah menyatakan akan mengikat
Kerajaan Iblis di seluruh dunia. Mungkin umat bertanya-tanya siapakah sosok
Lady Gaga? Mengapa terjadi pro dan kontra begitu keras atas niatnya
menginjakkan kakinya ke Indonesia. Betulkah Lady Gaga adalah agen Illuminati
yang sengaja disisipkan Yahudi untuk merusak akidah umat Islam?
Lady
Gaga Lahir pada 28 Maret 1986 ini punya nama asli Stefani Joanne Angelina
Germanotta. Sejak kecil, Gaga memang memiliki rekam jejak paganisme yang cukup
kuat, sehingga tidak heran Gaga cukup mudah menerjemahkan pesan Illuminati
dalam tiap konsernya. Dari awal kariernya (tahun 2005) hingga album ketiga,
berbagai konsep Teologi Illuminati membanjiri video klip maupun aksi
panggungnya, katakanlah seperti Bad
Romance, Alejandro, Judas, maupun Born This Way.
Dalam
video klip Alejandro, misalnya, secara terang-terangan Gaga mengkampanyekan
ajaran antikristus dengan menaruh salib terbalik di (maaf) kemaluannya. Gaga
pun tidak segan-segan mesti mengeluarkan waktu yang lama dalam video klipnya
demi menampilkan aksi mengarak Hati Kudus Yesus pada awal-awal klip.
Gaga
sendiri memang pernah menempuh pendidikan di Sekolah Convent Of The Sacred Heart. Sekolah swasta milik katolik
ini menampung sejumlah siswa khusus perempuan dalam jenjang TK hingga SMA.
Namun sejarah Sacred Heart of Jesus
sendiri jauh dari landasan iman Kristiani. Ordo
Sacred Heart of Jesus (Ordo Hati Kudus Yesus) justru diprakarsai oleh
Alexander Pope (1688-1744) yang banyak merujuk pada ajaran penyembahan setan
dan kental dengan semangat mistisisme Kristen.
Referensi
tentang Hati (jantung) yang berdarah juga menyebar dalam tulisan-tulisan tokoh
seperti Saint Bernard dari Clairvaux (1090-1153). St Bernard dari Clairvux
adalah orang yang pertama kali meletakkan fondasi dasar bagi aturan-aturan
dalam ordo Knights Templar. Seperti
mengucapkan kaul (janji setia kepada Tuhan) maupun berikrar untuk tetap setia
sebagai Ksatria Perang Salib. Karena itu, tidak heran seorang Ksatria Templar
betul-betul akan menyerupai biarawan Cistercian dengan mengenakan jubah putih
dan menambahkan sebuah salib merah besar pada jubah mereka. Namun semua itu
hanyalah dalih untuk menutupi penyamaran mereka sebagai agen yang bekerja demi
kepentingan paganisme.
René
Guénon pencetus ajaran tradisi Primordial, dalam tulisannya The Sacred Heart and the Legend of the Holy
Grail juga menyinggung teologi Sacred
Heart of Jesus (Hati Kudus Yesus). Tokoh Theosofi ini mencoba melacak akar
sejarah dari Hati Kudus Yesus secara lebih mendalam. Dengan mengutip tulisan
pengkaji Holy Grail bernama Monsieur
Charbonneau Lassy yang berjudul The
Ancient Iconography of the Heart of Jesus , Guénon mencoba menyimpulkan
bahwa Hati Kudus Yesus sangat terkait erat dengan Legenda Holy Grail. Monsieur
sendiri berkeyakinan bahwa legenda Holy Grail sangat mungkin terkait dengan
sejarah dari Hati Ekaristi Yesus yang hidup ketika zaman Agama Mesir Kuno.
Dalam
heiroglif Kuno, kata Monsiuer, gambar
hati sebenarnya lebih tertuju kepada Vas (bayangkan sebuah Vas bunga tempo dulu
berbentuk hati) ketimbang jantung manusia. Vas inilah yang kemudian
terejawantah dalam bentuk cawan ketika peristiwa kematian Yesus yang kemudian
melahirkan Holy Grail sebagai polemiknya. Cawan Suci Kita ketahui bersama,
opini Holy Grail selama ini banyak dikembangkan oleh Yahudi untuk menggoyang
Iman Kristen dan mendukung klaim atas tahta suci Vatikan.
Penggambaran
Maria Magdalena sebagai pasangan Yesus pun turut dipopulerkan oleh pengikut
Anti-Kristus dalam beberapa decade terakhir pada buku-buku seperti The Jesus Scroll (1972), Holy Blood, Holy Grail (1982), The Gospel According to Jesus Christ (1991),
The Da Vinci Code (2003), Templar Revealation serta The Two Marys: The
Hidden History of the Mother and Wife of Jesus (2007).
Terlepas
dari kebenaran legenda dibaliknya, Holy
Grail sudah identic dengan Maria Magdalena, istri Yesus yang selama ini
coba disangkal oleh Vatikan. Bagi Vatikan, Maria adalah hanya seorang pelacur
yang bertobat dan sama sekali tidak mewakili tahta Yesus pasca wafat. Namun, dinasti
Merovingian mengklaim sebaliknya.
Bagi mereka, Maria Magdalena adalah istri sah Yesus dan paling berhak mewarisi
Tahta Suci Vatikan. Dinasti Merovongian
inilah yang kemudian akhirnya mengklaim bahwa mereka memiliki hak legitimasi
untuk mewakili garis keturunan Yesus.
Selain
cawan suci, simbol lain dari Maria Magdalena adalah salib mawar. Lambang ini
juga terekam dalam video klip Lady Gaga yang berjudul Judas. Video ini dibuka
dengan adegan iring - iringan kendaraan bermotor yang merupakan representasi
Last Supper dimana jumlah pengendara motor sebanyak 12 orang, ditambah Lady
Gaga, menjadi 13 orang adalah para aktornya. Lady Gaga sendiri berperan sebagai
Maria Magdalena dan mengendarai motor bersama Yesus dengan mahkota berduri di
kepalanya.
Namun
uniknya, bisa dikata inilah video klip paling kontroversial yang pernah dibuat
oleh Lady Gaga. Video Klip ini lebih tepat disebut sebagai pertarungan teologi
karena betul-betul memberikan pukulan telak terhadap Iman Kristiani. Jika kita
menyaksikan video ini, maka kita akan dapati bahwa Adegan per adegan Judas
menyiratkan “pengkhianatan” Maria Magdalena kepada Yesus dengan memberikan
ruang Judas (Iskariot) untuk masuk dalam sela hatinya, padahal Judas tidak lain
adalah pengkhianat Yesus itu sendiri. Karenanya, jika kita cermati lebih
mendalam, Lady Gaga lebih tepat disebut sebagai sebuah personifikasi perlawanan
terhadap dogma Kristen. Ia tidak berdiri di atas kaki Vatikan maupun Merovingian, tetapi ia berdiri diatas
kaki sendiri yang tidak lepas dari misi Yahudi. “I’m just a Holy fool, oh baby he’s so cruel, but i’m still in love
with Judas, baby,” katanya memposisikan diri sebagai Tuhan dan sebuah
prophecy bahwa Tuhan akan tunduk pada Lucifer.
Mengerikan.
Jika kita telusuri lebih jauh, kelompok Zionisme Yahudi menyadari jika
perjuangan politik tidak akan bisa dilakukan tanpa ditopang oleh upaya lainnya.
Tak terkecuali budaya. Inilah yang sempat disoroti Prof Abdul Rahman H.
Habanakah dalam bukunya Metode Merusak
Akhlak Dari Barat. Beliau menegaskan salah satu sarana ampuh yang dipakai
Yahudi untuk memerosotkan akhlak muslim adalah dengan menenggelamkan kaum
muslimin ke dalam lingkungan yang buruk. Untuk merealisasikan tujuan itu,
mereka menggunakan berbagai unsur seperti harta, wanita, hukum, kekuasaan,
kemewahan sampai permainan dan seni pertunjukkan. Lebih jauh beliau menjelaskan, “Yang
paling penting dalam hal ini ialah seni tentang kecantikan, metode dan pesona
wanita terhadap kaum laki-laki. Dalam hal ini mereka mempergunakan
sarana-sarana seperti: bioskop, sandiwara, drama, menulis berbagai macam
cerita, sejarah psikologi, masalah-masalah sosial dan sebagainya. Juga sarana-
sarana seperti: majalah, surat kabar, radio, televisi, video cassete, dan
bermacam-macam saranan periklanan dan reklame. Merekalah yang memegang kekuasaan
untuk ikut menentukan dan mengatur acaranya. Kalaupun ada (yang baik, pen.) terlalu sedikit, atau hanya dimintai bantuan
apabila ada kerusakan atau ketika menghadapi masa kritis.”
Buku
Henry Ford Henry Ford, pebisnis Amerika yang menghabiskan hamper setengah
hidupnya untuk menyadarkan Amerika dari bahaya Yahudi menjelaskan dengan baik
bagaimana budaya telah ditanamkan kelompok Zionisme guna mewujudkan misinya.
Dalam buku monumentalnya, The
International Jew, dikatakan bahwa teater/seni pertunjukan adalah bagian
tak terpisahkan dari Yahudi untuk menyetir selera publik dan memengaruhi cara
berpikir masyarakat. Teater dan seni pertunjukkan tidak hanya diberi sebuah
tempat istimewa dalam Protocol of Zion,
tapi juga telah dijadikan teman setia di setiap malam dan pekan. Lebih jauh,
Henry Ford menjelaskan: “Begitu kaum Yahudi
memegang kendali atas minuman keras Amerika, maka kita menghadapi masalah
minuman keras dengan konsekuensi drastis. Begitu kaum Yahudi memegang kendali
atas ‘film bioskop’, kita menghadapi masalah dengan film dan konsekuensinya
yang sangat kentara. Setiap malam, ratusan ribu orang menghabiskan 2-3 jam
waktu mereka di Teater; setiap hari secara harfiah jutaan orang membuang 30 menit
sampai tiga jam menonton film; dan arti sebenarnya dari hal ini adalah jutaan
orang Amerika setiap hari merelakan diri mereka memasuki ide-ide kehidupan,
cinta, dan tenaga kerja Yahudi. Teater bukan bersifat Yahudi dalam sisi manajerialnya
saja, melainkan juga kesusateraan dan profesionalnya. Sekarang semakin banyak
drama yang muncul dengan penulis, produser, bintang, dan para pemain yang
semuanya Yahudi.”
Buku
Henry Ford sendiri kemudian dikecam oleh kelompok Yahudi. Puluhan juta kopi
yang telah tersebar tidak lagi dapat ditemukan di toko-toko buku maupun perpustakaan
di Amerika. Dalam catatan pengantar buku tersebut, dikisahkan berbagai upaya
mencetak buku ini - yang mencapai ketebalan 1000 halaman - akhirnya hanya
berujung sia-sia. Pada tahun 1952, edisi baru dari seri The International Jew yang dikumpulkan dari artikel-artikel Ford
pun kembali dimusnahkan oleh kelompok Yahudi. Sedangkan cetak ulang lainnya
yang dilakukan National Vanguard Books,
Po. Box 90 Hillsboro WV 24946 USA juga tidak mampu lagi ditemukan. Padahal
jika kita telusuri lebih jauh keterlibatan Yahudi dalam industri Film di
Amerika sudah menjadi rahasia umum.
Jewish Encylopedia Judaica sendiri sebagai
Ensiklopedi terbaik mengenai literatur Yahudi mengakui kepenguasaan Hollywood berada di tangan Yahudi. “Semua
perusahaan besar Hollywood, kecuali United Artist, didirikan dan
dikendalikan oleh orang-orang Yahudi. ”Mesin lain dalam lapangan budaya lainnya
tentu adalah musik. Musik dalam doktrin zionisme tidak semata-mata sebagai
bentuk hiburan, tapi juga alat mind control yang akan diterapkan kepada
masyarakat. Dalam Protokol of Zion
Bab 5 ayat 4 tertulis, “Selain itu, kita juga
menggunakan seni untuk mengarahkan masyarakat dan individu – individu dengan
teori – teori dan pernyataan yang dimanipulasi secara licik, dengan peraturan peraturan
kehidupan secara umum dan bentuk lainnya yang tidak lazim, yang semuanya tidak
di pahami oleh masyarakat goyyim…”
Keshahihan
Protokol of Zion sendiri hingga kini
masih menyisakan kontroversi, namun terlepas daripada itu, apa yang termaktub
dalam protokol tersebut sangat sesuai dengan kondisi saat ini. Adalah Was Penre,
tokoh Musik yang “berjasa” membesarkan musik
Heavy Metal dan Rock di era 1980
hingga 1990an yang membeberkan rahasia itu. Ia mengatakan telah menjadi rahasia
umum di AS bahwa siapapun yang ingin tenar dan terkenal dalam jagad hiburan,
maka ia harus tunduk dan mau bekerja sebagai agen dari illuminati, atau
setidaknya mau diajak bekerja sama, dengan sadar atau tidak. “Untuk mendaftar sebagai musisi untuk
Perusahaan Rekaman besar, Anda harus bersedia untuk bekerja ke arah Agenda
mereka, yang akhirnya memperoleh kontrol penuh atas populasi masyarakat dunia,”
tegasnya seperti dikutip dalam situsnya Illuminaty
News.com.
Penre
mengetahui hal tersebut karena memang pernah terlibat sebagai komposer musik di
beberapa perusahaan rekaman besar di Amerika. Ia mengaku heran bagaimana
lagu-lagu ciptaannya yang mengandung pujian kepada tuhan, kedamaian, dan bentuk
cinta kepada keluarga tidak diterima di perusahaan tersebut. Sebaliknya
lagu-lagu yang bertemakan seks, pemujaan syaitan, penghinaan kepada semua
agama, serta peperangan malah lulus untuk diterbitkan dalam album kumpulan rock. Naudzubillahi Min Dzalik.
Promosi
Dajjal dan Tanda-tanda Kedatangannya Sungguh penulis begitu khawatir, fenomena
umat muslim masuk ke liang biawak Yahudi sudah terang benderang terjadi. Umat
Muslim saat ini seperti sudah meninggalkan petuah agamanya dan menganggap remeh
urusan akidah. Tidak sedikit umat muslim menganggap enteng perkara tauhid
dengan menyembunyikan kebanggaannya sebagai muslim dalam hal syariat Islam demi
urusan kekuasaan, jabatan, tahta, maupun nafsu semata.
Sejatinya
beberapa klip Video Gaga juga tidak lepas dari promosi untuk menyambut
kemuncullan puncak fitnah ini. Hal ini dapat terlihat bahwa dimanapun Konser Lady
Gaga berlangsung, mereka selalu didampingi beberapa penari latar seperti robot
yang siap mengikuti apapun perintah Tuannya. Satu persatu penari latar itupun
berdiri berjejer melindungi Lady Gaga dalam tiap aksinya. Mereka berpakaian
sama, berpenampilan sama, bahkan hingga membentuk potongan rambut yang sama.
Sungguh
cobaan umat Islam saat ini begitu berat. Bahwa kita sekarang memang dituntut
untuk memperkuat tauhid untuk mempersiapkan puncak fitnah yang akan terjadi.
Baru-baru ini, seperti kita ketahui bersama, sebuah kabar yang sangat penting
untuk Umat Islam datang dari Israel. Fenomena alam menunjukkan telah terjadi perubahan
kuantitas air dari Danau Tiberias yang merupakan sumber utama air bersih bagi
bangsa Yahudi dan pemerintah Zionis Israel. Ustadz Ihsan Tanjung dalam
artikelnya Keluarnya Ad-Dajjal Dan Mengeringnya Danau Tiberias menyoroti dengan
serius kenyataan menipisnya sumber mata air di Israel tersebut. Beliau
mengingatkan bahwamungkin saja untuk sebagian orang, informasi ini dianggap
tidak penting bahkan tidak menjadi urusannya. Tapi bagi setiap muslim-mukmin
yang peduli dengan tanda-tanda Akhir Zaman informasi ini sangat berharga dan sangat
serius. Mengapa?
Karena
dalam sebuah hadits panjang yang diriwayatkan oleh Imam Muslim terdapat kata “Danau
Tiberias”. Dan hadits tersebut berkaitan erat dengan bakal keluarnya fitnah paling
dahsyat sepanjang zaman, yaitu fitnah al-Masih Ad-Dajjal! Sebuah Hadits yang
sangat panjang mengisahkan bagaimana seorang pelaut Arab Nasrani bernama Tamim
Ad-Dari bersama 30 orang awak kapalnya terdampar di sebuah pulau. Akan tetapi
sebuah pemandangan mengejutkan menghampiri mereka tatkala mereka berjumpa
dengan seorang lelaki yang menurutnya digambarkan sebagai ”orang terbesar yang pernah
kami lihat, paling kuat dan tangannya terbelenggu di leher, antara lutut dan
mata kakinya terbelenggu besi”. Lalu terjadi dialog antara Tamim Ad-Dari dengan
lelaki misterius yang ternyata adalah Al- Masih Ad-Dajjal. Simaklah dialog
berikut ini:
Ia berkata : Beritahukan
padaku tentang kurma Baisan.
Kami bertanya : Tentang
apanya yang kau tanyakan?
Ia berkata : Aku
bertanya pada kalian tentang kurmanya, apakah sudah berbuah?
Kami menjawab : Ya.
Ia berkata : Ingat, ia
hampir tidak membuahkan lagi. Beritahukan padaku tentang danau Thabari
(Tiberias).
Kami bertanya : Tentang
apanya yang kau tanyakan?
Ia menjawab : Apakah
ada airnya?
Kami menjawab : Airnya banyak.
Ia berkata : Ingat,
airnya hampir akan habis. Beritahukan padaku tentang
mata air Zughar!
Kami bertanya : Tentang
apanya yang kau tanyakan?
Ia berkata : Apakah
disana ada airnya dan apakah penduduknya bercocok tanam dengan air itu?
Kami menjawab : Ya, airnya banyak dan
penduduknya bercocok tanam dengan air itu.
Ia berkata : Beritahukan
padaku tentang Nabi orang-orang buta huruf, bagaimana keadaannya?
Kami menjawab : Ia telah muncul dari
Makkah dan tinggal di Yatsrib.
Ia bertanya :
Apakah orang-orang arab memeranginya?
Kami menjawab : Ya.
Ia bertanya : Apa yang
mereka lakukan terhadapnya?
Lalu kami memberitahunya
bahwa beliau menang atas bangsa arab di sebelahnya dan mereka menaatinya.
Ia bertanya : Itu sudah
terjadi?
Kami menjawab : Ya.
Ia berkata : Ingat,
sesungguhnya itu baik bagi mereka untuk menaatinya.Aku akan beritahukan pada
kaliansiapa aku. Aku adalah Al Masih (Ad-Dajjal) dan aku sudah hamper diizinkan
untuk keluar lalu aku akan keluar.”
Akankah
kedatangan Lady Gaga memang adalah bagian dari aksi "teatrikal" untuk
mempersiapkan ini semua? Cepat atau lambat semua akan terjawab. Inilah akhir
zaman.
Allahua’lam.
Allahua’lam.
Muhammad Pizaro Nevelan Tauhidi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar