Sabtu, 05 Mei 2012

Romantisnya Rasulullah S.A.W.

Buat para suami-suami, seringkali kita

memperdebatkan dan

memperbincangkan permasalahan

yang berkaitan dengan kebahagiaan

berumah tangga.

Seorang bapak (suami), pernah

bertanya dalam sebuah dialog

interaktif konsultasi keluarga di

sebuah situs Islam lokal, tentang

bagaimana mendapatkan kasih

sayang dan pengabdian istri. Dan

yang tidak kalah ‘heboh’, tidak sedikit

pertanyaan yang ujung-ujungnya ingin

melakukan poligami dengan berbagai

alasan tentunya.

Poligami, jelas sangat diperbolehkan

dan dicontohkan oleh baginda Rasul

meski pun dalam tradisi dan budaya

masyarakat kita, beristri lebih dari satu

masih merupakan hal yang dianggap

tidak lazim bahkan tabu.Namun

sepertinya, ada hal yang sering

terlupakan oleh para suami, sudahkah

kita mencontoh Rasulullah dalam

urusan romantisme berumah tangga?

Sehingga Nabi SAW karena

romantismenya yang luar biasa

terhadap para istri beliau tidak

pernah kita mendengar ada masalah

yang besar dalam rumah tangga

bersama para istrinya.

Jadi, untuk sementara kesampingkan

dulu masalah seperti

ketidakbahagiaan beristri yang usianya

lebih tua, rumah tangga tidak

harmonis, sehingga memunculkan

wacana yang saat ini sedang

ngetrend; poligami.

Padahal sesungguhnya jika kita mau

merenunginya kembali, bisa jadi

permasalahan utamanya sangat

sederhana; kita kurang romantis!

Mari kemudian kita cermati tauladan

dari Rasulullah, manusia agung yang

sangat romantis terhadap istri-istrinya

sebelum kita bicarakan niat atau

kemungkinan untuk berpoligami.

Rasulullah SAW adalah contoh yang

terbaik seorang suami yang

mengamalkan sistem Poligami.

Baginda Nabi sangat romantis kepada

semua istrinya.

Dalam satu kisah diceritakan, pada

suatu hari istri-istri Rasul

berkumpul ke hadapan suaminya

dan bertanya, “Diantara istri-istri

Rasul, siapakah yang paling

disayangi?”. Rasulullah SAW hanya

tersenyum lalu berkata, “Aku akan

beritahukan kepada kalian nanti”

Setelah itu, dalam kesempatan yang

berbeda, Rasulullah memberikan

sebuah kepada istri-istrinya masing-

masing sebuah cincin seraya

berpesan agar tidak memberitahu

kepada istri-istri yang lain.

Lalu suatu hari hari para istri

Rasulullah itu berkumpul lagi dan

mengajukan pertanyaan yang sama.

Lalu Rasulullah SAW menjawab,

“Yang paling aku sayangi adalah

yang kuberikan cincin kepadanya”.

Kemudian, istri-istri Nabi SAW itu

tersenyum puas karena menyangka

hanya dirinya saja yang mendapat

cincin dan merasakan bahwa

dirinya tidak terasing.

Masih ada amalan-amalan lain

yang bisa dilakukan untuk

mendapatkan suasana romatis

seperti yang dicontohkan Rasulullah

SAW. Rasulullah SAW pernah

bersabda, “Apabila pasangan suami

istri berpegangan tangan, dosa-dosa

akan keluar melalui celah-celah jari

mereka”.

Rasulullah SAW selalu berpegangan

tangan dengan Aisyah ketika di

dalam rumah. Beliau acapkali

memotong kuku istrinya, mandi

janabat bersama, atau mengajak

salah satu istrinya bepergian,

setelah sebelumnya mengundinya

untuk menambah kasih dan sayang

di antara mereka.

Baginda Nabi SAW juga selalu

memanggil istri-istrinya dengan

panggilan yang menyenangkan dan

membuat hati berbunga-bunga.

“Wahai si pipi kemerah-merahan”

adalah contoh panggilan yang selalu

beliau ucapkan tatkala memanggil

Aisyah.

Itulah sedikit contoh romantisme

Rasulullah SAW yang dapat kita

teladani dan praktekkan dalam

kehidupan berumah tangga. Tentu,

masih banyak contoh romantisme

lainnya.

Kepada suami-suami yang baik,

mulailah bersikap lembut dan

berupaya membuat sang istri selalu

mengembang senyumnya. Peganglah

tangan istri anda setiap waktu,

setiap kesempatan. Begitu pula

para istri-istri yang sholehah,

peganglah juga tangan suami anda

untuk menghapuskan segala dosa-

dosa.

Jadi, jika kita bisa meniru romantisme

ala Rasul, sehingga istri pun

membalas dengan yang tidak kalah

romantisnya, masalah mana lagi yang

sempat mampir dalam bahtera rumah

tangga kita?

Ibarat kata, tidak ada makanan di

rumah pun bisa diselesaikan berdua

dengan tetap tersenyum, bukan

begitu?

Semoga kita bisa mengambil hikmah

dari membaca notes ini


Dari eramuslim.com


Published with Blogger-droid v2.0.4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar