Sabtu, 05 Mei 2012

Rektorku Prof.Dr.Bedjo Sujanto 2 Kali DO, 1 Kali Pecat

Rektor Universitas Negeri Jakarta

(UNJ) yang dulunya dikenal dengan

IKIP ini ternyata semasa kuliahnya

tidaklah terlalu pintar dan sering DO

(drop out) karena

ketidakmampuannya membayar

kuliah dan sangat kritis terhadap

dosen yang memberi pelajaran

dengan menulis.

Bedjo pertama kali kuliah sarjana S1

nya di Yogyakarta pada tahun 1971,

setahun kemudian pada tahun 1972

dia sudah DO. Pada tahun 1974 dia

kembali melanjutkan kuliah S1 nya

di Jakarta. Lagi-lagi tidak kurang dari

1 tahun kembali DO.

“Bahkan saat kuliah S3, saya pernah

dipecat karena selalu menentang

system pembelajaran yang diberikan

dosen dengan menulis di papan

tulis,” ungkap Bedjo Suyanto dari

buah ‘DO’ nya itu kini menghasilkan

kekayaan berupa memiliki 7 rumah.

Bedjo berpesan kepada ratusan

mahasiswa di Kota Bekasi saat

seminar nasional bertema,

“Implementasi Pembelajaran di

Kelas yang sesuai dengan

Kompetensi Guru yang Berwawasan

Leadership dan Enterpreneurship”

itu agar bersungguh-sungguh kuliah

dengan tujuan mencari ilmu

pengetahuan di tempat yang benar.

“Jangan tertarik pada perguruan

tinggi yang gampang mengeluarkan

ijasah. Nanti, kalau anda kuliah, pilih

perguruan tinggi yang benar,”

pesannya lagi.

Pengalamannya sebagai mahasiswa

mulai dari S1 hingga S3, lebih

mementingkan mendapatkan ilmu

ketimbang ijasah. Ia mengisahkan,

misalnya untuk mendapatkan gelar

sarjananya baru resmi disandang

pada usia 39 tahun. Sedangkan

pasca sarjana hingga doctor baru

diraih pada usia 50-an tahun.

“Jadi jangan mencari jalan pintas

mencari ijasah, tetapi otak kita

kosong. Anda semua dilahirkan

untuk sukses. Bukan untuk kalah,

tapi dengan bermodal keyakinan,”

bebernya.

Lebih lanjut professor mengatakan

agar dalam diri mahasiswa tertanam

untuk tidak ada kata terlambat untuk

serius dan melanjutkan pendidikan

hingga jenjang yang lebih tinggi.

“Sekarang kita balik, jangan berpikir

kalau saya mau S2 dari mana

uangnya. Tapi, kalau saya sudah S2

saya akan mendapatkan uang lebih

banyak lagi,” terangnya sambil

membocorkan rahasia kalau istrinya

juga baru kepincut untuk kuliah S2

saat ini di Uhamka.

Sambil bercanda, Prof Bedjo

bertanya mengapa tidak mengambil

kuliah S2 di UNJ saja. Sang istri

bilang, nanti ketemu lo lagi lo lagi.

Sebab, sang istri adalah mantan

mahasiswanya saat mengambil

strata satu.

Banyak kendala dalam hidup ini.

Bedjo yang kenyang dengan segala

persoalan memberikan tips bentuk

sikap orang menghadapi masalah.

Ada 3 tipe orang dalam neghadapi

masalah. Pertama, mudah

menyerah (quitters), kedua berhenti

berusaha sebelum tenaga dan batas

kemampuan (campers). Dan yang

ketiga berusaha mengatasi

tantangan (climbers).

“Jadilah anda yang ketiga, selalu

berusaha mengatasi tantangan dan

jangan pernah menyerah. Semoga

kesusksesan menjadi milik anda

semua,” tutupnya.

Di ambil dari Majalah Komunitas 2 Agustus 2010


Published with Blogger-droid v2.0.4

2 komentar:

  1. bagus, saya baru tahu banyak tentang mantan rektor saya pak Bedjo, thanks mas

    BalasHapus
  2. saat ini beliau resmi menjadi rektor di universitas islam attahriyah

    saya sebagai mahasiswa nya, cukup interest dengan track reord sebelumnya...hhe mantab

    BalasHapus